Senin, 07 Agustus 2023

Upaya Menangani Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia

Cara Mencegah Gangguan pada Pencernaan


1. Mengatur Pola Makan

Lambung akan bekerja secara efektif setiap empat jam sekali. Makan tidak teratur dapat menyebabkan makanan yang masuk ke tubuh tidak tercerna secara efektif.

Selain itu, makanan yang tidak dicerna dengan baik akan menyebabkan kembung karena makanan akan terfermentasi dalam lambung. Makan secara teratur juga membantu tubuh memperoleh asupan energi dan nutrisi.

2. Perhatikan Asupan Makanan

Memperhatikan kombinasi makanan yang serasi akan memudahkan untuk dicerna oleh organ tubuh. Sebaliknya, kombinasi yang tidak tepat akan membuat makanan susah dicerna dengan baik.

Jangan mengonsumsi buah dan sayur secara bersamaan, buah dan makanan sumber karbohidrat, buah dan makanan sumber protein, serta makanan sumber karbohidrat dengan makanan sumber protein.

3. Mengunyah Makanan dengan Baik

Mengunyah dengan baik dapat membantu kinerja enzim ptialin di dalam kelenjar ludah. Selain itu, mengunyah makanan dengan baik membantu dalam proses pencernaan.

Penting juga untuk memperhatikan cara makan. Jangan makan sambil berbicara karena dapat memperbanyak udara masuk ke rongga mulut sehingga menyebabkan kembung.

4. Makanlah Secukupnya

Jumlah makanan yang melebihi kapasitas dapat menyebabkan kinerja enzim di dalam tubuh menjadi tidak optimal. Hal tersebut mengakibatkan makanan juga tidak bisa dicerna secara optimal.

Makanan yang tidak tercerna secara optimal akan terfermentasi di dalam usus sehingga menyebabkan timbulnya gas dan perut menjadi kembung.

5. Jangan Berbaring Setelah Makan

Banyak orang yang merasa nyaman untuk tidur setelah makan. Padahal, berbaring setelah makan dapat menyebabkan pencernaan menjadi tidak optimal.

Makanan yang seharusnya dicerna di lambung justru akan kembali ke daerah kerongkongan dan menyebabkan rasa tidak nyaman ditengorokan. Maka itu, jika ingin tidur harus melakukannya setidaknya dua jam setelah selesai makan.

6. Perbanyak Konsumsi Makanan Tinggi Serat

Makanan tinggi serat seperti sayur dan buah dapat membantu proses pencernaan dalam tubuh. Makanan yang kaya serat juga dapat mencegah gangguan pencernaan, seperti konstipasi dan wasir.

7. Jangan Pernah Makan Sambil Minum

Makan sambil minum dapat mengurangi aktivitas cairan pencernaan sehingga proses pencernaan menjadi sulit. Makanan juga tidak tercerna secara optimal.

Jika ingin mengonsumsi makanan dengan banyak cairan seperti sup, maka bisa mengonsumsinya 15 menit sebelum mengonsumsi makanan padat.

8. Mengonsumsi Suplemen Prebiotik

Suplemen prebiotik akan memberikan bakteri baik yang ada dalam pencernaan meningkat sehingga bakteri jahat juga akan berkurang. Berbagai suplemen prebiotik di antaranya yoghurt, kimchi, tempe, dan sebagainya.

9. Kurangi Konsumsi Makanan yang Menimbulkan Gas

Makanan yang menimbulkan gas dapat membuat perut menjadi kembung. Perut kembung akan membuat tubuh tidak nyaman. Berbagai jenis asupan makanan yang dapat menimbulkan gas seperti kacang-kacangan, ubi, dan nangka.

10. Hindari Bumbu Masakan yang Terlalu Kuat

Bumbu masakan yang terlalu kuat, seperti rasa terlalu pedas dan terlalu asin, dapat mengakibatkan produksi asam lambung meningkat. Kondisi tersebut akan mengakibatkan lambung lebih rentan terhadap infeksi dan mengalami kerusakan/luka.

11. Mengurangi Makanan Pembentuk Asam

Makanan pembentuk asam bukanlah makanan yang terasa asam, tetapi makanan yang berpotensi menimbulkan keasaman dalam sistem pencernaan. Konsumsi makanan yang menimbulkan asam akan meningkatkan asam lambung sehingga lambung rentan terhadap luka.

Berbagai jenis makanan yang berpotensi menyebabkan asam adalah makanan sumber protein hewani dan berbagai jenis karbohidrat seperti gula dan tepung.

12. Tingkatkan Konsumsi Sayuran Hijau

Bagi yang memiliki masalah dengan asam lambung, bisa mengonsumsi sayuran hijau. Sayuran hijau dapat membantu menetralkan kondisi lambung yang asam.

Jika kondisi pH di lambung netral, kerusakan pada dinding lambung dan usus dapat dihindari. Sayuran hijau juga tinggi akan kandungan serat yang dapat membatu proses pencernaan dan mencegah konstipasi.

13. Minum Air Hangat

Usahakan jangan minum minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin. Minumlah air hangat yang dapat menyesuaikan suhu tubuh.

Minum minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin tidak baik untuk kesehatan lambung. Baik minuman terlalu dingin atau terlalu panas dapat membuat dinding lambung teriritasi.

Kemudian dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kerusakan sehingga proses pencernaan di dalam lambung akan terganggu.

14. Kurangi Makanan yang Menimbulkan Alergi

Alergi makanan dalam sistem pencernaan akan menyebabkan perut menjadi kembung. Kurangi jenis-jenis makanan yang berpotensi menyebabkan sistem pencernaan mengalami alergi seperti laktosa pada susu karena beberapa orang tidak dapat mencerna laktosa pada susu.

15. Mengurangi Stres

Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung pada dinding lambung sehingga dinding lambung rentan mengalami kerusakan. Maka itu hindari stres dengan cara melakukan aktivitas yang dapat membuat pikiran rileks.

Stres juga dapat membuat aliran darah tidak lancar sehingga penyerapan berbagai zat gizi dari makanan tidak optimal.

16. Hindari Merokok, Minum Kopi, dan Minum Alkohol

Rokok dan alkohol akan menyebabkan iritasi pada dinding lambung. Sedangkan kopi mengandung kafein. Kafein tersebut dapat menstimulasi produksi asam lambung sehingga lambung akan mudah terkena gangguan.

sumber : https://www.bola.com/ragam/read/4725509/cara-mencegah-gangguan-pada-pencernaan-jangan-anggap-sepele



Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia

Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia





Macam-macam Gangguan Pencernaan

 

Sistem pencernaan manusia berperan penting dalam memecah makanan menjadi nutrisi yang diserap tubuh untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, dan perbaikan sel. Selain itu, sistem pencernaan juga berfungsi memilah dan membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.

 

Gangguan pencernaan adalah gangguan pada saluran pencernaan atau disebut juga saluran gastrointestinal. Saluran tersebut termasuk kerongkongan, hati, lambung, usus halus, usus besar, kantong empedu, dan pankreas. Beberapa jenis gangguan pencernaan dapat berlangsung singkat dan sembuh dengan perawatan rumahan, sementara kondisi lainnya dapat berlangsung lama dan mungkin membutuhkan bantuan dokter untuk mengatasinya. Adapun macam-macam gangguan pencernaan yang umum terjadi adalah sebagai berikut:

 

1. GERD

 

GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah jenis gangguan pencernaan yang terjadi saat asam lambung naik menuju kerongkongan. Hal tersebut disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter bagian bawah kerongkongan. Normalnya, katup ini akan menutup setelah makanan masuk ke lambung. Namun, pada penderita GERD katup tersebut tidak bisa menutup dengan sempurna sehingga membuat asam lambung naik ke kerongkongan.

 

GERD dapat menyebabkan penderitanya mengalami sensasi terbakar di dada, nyeri dada, kesulitan menelan, mual, muntah, dan batuk. Diagnosis penyakit GERD dapat dilakukan melalui pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi. Kemudian, untuk mengatasinya Anda pun perlu mengubah gaya hidup dan pola makan, termasuk:

 

  • Makan makanan dengan porsi yang lebih kecil
  • Tidak langsung berbaring setelah makan
  • Menghindari makanan pedas, berlemak, asam, dan kafein
  • Meninggikan kepala saat tidur
  • Konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan antasida atau obat penghambat asam

 

2. Tukak Lambung

 

Tukak lambung merupakan luka yang terjadi pada dinding lambung. Jenis gangguan pencernaan ini disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau efek samping penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang.

 

Ciri umum tukak lambung meliputi kembung, mual dan muntah, feses berwarna gelap, penurunan berat badan yang tak diketahui penyebabnya, serta hilangnya nafsu makan. Untuk melakukan diagnosis tukak lambung lebih lanjut dapat dilakukan pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi.

 

3. Batu Empedu

 

Batu empedu merupakan contoh gangguan pencernaan yang terjadi akibat cairan empedu mengandung terlalu banyak kolesterol dan limbah sisa metabolisme. Gangguan ini juga dapat terjadi jika pelepasan empedu mengalami hambatan. Gejala pada batu empedu meliputi:

 

  • Nyeri kolik
  • Radang kantung dan saluran empedu
  • Ikterus atau jaundice (penyakit kuning)

 

Adapun faktor risiko terjadinya batu empedu bisa terjadi pada seseorang dengan kondisi:

 

  • Gemuk
  • Berusia lebih dari 40 tahun
  • Perempuan
  • Usia subur
  • Tidak mampu memecah dan menyerap makanan berlemak
  • Sering buang angin

 

Batu yang terdapat di dalam kantung empedu bisa menyebabkan nyeri hebat di bagian perut kanan atas. Kondisi ini dapat diatasi dengan obat-obatan hingga operasi.

 

4. IBS

 

IBS atau Irritable Bowel Syndrome adalah sekumpulan ciri-ciri gangguan pencernaan, termasuk sakit perut dan perubahan buang air besar yang setidaknya terjadi tiga kali per bulan selama tiga bulan berturut-turut. Gejala lainnya ialah kembung, diare, sembelit, dan munculnya lendir pada feses.

 

Gejala tersebut belum diketahui pasti apa penyebabnya. Namun, faktor-faktor tertentu seperti infeksi bakteri pada saluran cerna, kondisi kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, stres, serta konsumsi makanan tertentu diduga berkaitan dengan terjadinya IBS. Penanganan IBS dapat dilakukan dengan beberapa cara di bawah ini:

 

  • Menghindari makanan yang memicu gejala
  • Mengurangi stres
  • Makan dalam porsi kecil, mengonsumsi lebih banyak serat
  • Olahraga secara teratur dan istirahat cukup

 

5. IBD

 

Inflammatory Bowel Disease atau IBD adalah kondisi peradangan yang berlangsung lama di saluran pencernaan. Dua jenis paling umum dari IBD yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Jenis gangguan pencernaan berikut dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan, diare, sakit perut, kehilangan nafsu makan, demam, serta penurunan berat badan.

 

Adapun penyebab IBD sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, respons sistem kekebalan yang tidak biasa diduga menjadi pemicunya. Selain itu, respons virus, bakteri, dan alergi kemungkinan juga memicu terjadinya peradangan. IBD dapat didiagnosis melalui pemeriksaan kolonoskopi & pemeriksaan laboratorium fecal calprotectin dan dapat diatasi tergantung pada penyebabnya. Perawatan khusus seperti obat-obatan diperlukan untuk:

 

  • Mengurangi peradangan
  • Memblokir respons kekebalan
  • Mengobati atau mencegah infeksi
  • Mengobati diare parah
  • Mengelola nyeri ringan tanpa obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)

 

Dokter mungkin akan menyarankan Anda mengikuti diet rendah serat bila Anda rentan terhadap diare, atau menghindari produk susu jika Anda memiliki intoleran terhadap laktosa. Namun, adakalanya pembedahan juga diperlukan untuk mengobati komplikasi seperti obstruksi usus atau abses.

 

6. Diare

 

Jenis gangguan pencernaan berikutnya adalah diare. Seseorang dikatakan menderita diare apabila mengalami peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari disertai tekstur feses yang lebih cair. Adapun penyebab gangguan pencernaan ini bermacam-macam, seperti infeksi rotavirus atau bakteri, efek samping obat, serta perubahan pola makan. Selain peningkatan frekuensi BAB, beberapa gejala diare lainnya termasuk kram perut, demam, mual, kembung, hingga adanya darah pada tinja.

 

Diare dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Sebenarnya jenis gangguan pencernaan ini sangat mudah diobati, namun pada kasus diare parah yang tidak segera ditangani bisa berakibat fatal, khususnya pada anak-anak. Penderita diare membutuhkan obat yang bermanfaat untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang.

 

7. Konstipasi atau Sembelit

 

Konstipasi atau sembelit adalah kondisi saat seseorang sulit atau jarang buang air besar. Apabila Anda buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, maka kemungkinan Anda mengalami sembelit. Adapun gejala utamanya adalah tekstur feses keras. Di samping itu, ciri-ciri gangguan pencernaan ini antara lain:

 

  • Mengejan saat buang air besar
  • Merasa seperti ada penyumbatan di rektum sehingga feses sulit dikeluarkan
  • Merasa tidak tuntas setelah buang air besar
  • Memerlukan bantuan untuk mengeluarkan feses, misalnya menggunakan jari tangan atau menekan perut

 

Sembelit bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kurangnya konsumsi makanan berserat, kurang minum air, hingga pengaruh obat-obatan seperti antasida atau obat antiinflamasi non-steroid. Selain itu, penyebabnya juga bisa dari intralumen seperti feses yang keras ataupun tumor. Sedangkan penyebab dari ekstralumen bisa karena pendesakan lumen usus oleh massa organ lain. Memperbanyak asupan serat, cairan, dan olahraga akan membantu mengatasi kondisi ini. Anda juga dapat mengonsumsi obat pencahar atau pelunak feses sebagai solusi sementara.

 

8. Wasir atau Hemoroid

 

Wasir atau hemoroid merupakan salah satu dari macam-macam gangguan pencernaan yang lebih sering dialami oleh orang di atas usia 50 tahun. Ini merupakan contoh gangguan pencernaan yang terasa menyakitkan dikarenakan pembuluh darah di saluran anus mengalami pembengkakan.

 

Wasir dapat menimbulkan gejala seperti nyeri dan gatal pada anus serta keluarnya darah saat BAB, bahkan kadang juga bisa membuat penderitanya sulit duduk. Penyebab utama wasir yaitu sembelit kronis dan kehamilan. Sementara mengejan saat BAB, duduk di toilet dalam waktu lama, dan diare kronis merupakan kemungkinan penyebab lainnya.

 

Cara mengatasi wasir untuk derajat awal bisa dengan perubahan gaya hidup seperti mengonsumsi banyak cairan dan makanan berserat serta obat-obatan. Namun, jika sudah memasuki stadium lanjut, maka dibutuhkan tindakan operasi.

 

9. Penyakit Divertikular

 

Penyakit ini termasuk divertikulosis atau terbentuknya kantong kecil di dinding usus besar dan divertikulitis atau ketika kantong tersebut mengalami peradangan. Anda mungkin akan merasakan kembung, mencret, atau nyeri di perut bagian bawah.

 

Penyebab gangguan pencernaan ini masih belum diketahui secara pasti, namun diduga hal itu berkaitan dengan gen. Faktor lainnya meliputi kurangnya aktivitas fisik, penggunaan NSAID dan steroid, serta memiliki kondisi yang melibatkan dengan sistem imun.


sumber :  https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/9-macam-gangguan-pencernaan-penyebab-dan-cara-mengobatinya






Sistem Pencernaan Pada Manusia

 Sistem Pencernaan Pada Manusia

Fungsi Sistem Pencernaan Manusia

Fungsi utama sistem pencernaan yakni membantu suplai nutrisi ke dalam tubuh, yang diperoleh dari asupan makanan atau minuman sehari-hari yang dikonsumsi.

Nutrisi yang diambil dari makanan, nantinya dapat memaksimalkan kinerja tubuh secara menyeluruh. Mulai dari memperbaiki sel-sel, regenerasi kulit, hingga sumber energi tubuh.

Tak hanya itu, dengan sistem pencernaan ini manusia bisa membuang zat-zat berbahaya atau limbah yang sudah tidak diperlukan tubuh dalam bentuk feses.

Organ Sistem Pencernaan Manusia

Sistem pencernaan manusia melibatkan berbagai macam organ-organ di dalam tubuh, yang dimulai dari mulut hingga anus.

Berikut organ pencernaan manusia dan masing-masing fungsinya :

1. Mulut

Di dalam mulut manusia tersusun atas gigi, lidah, air liur, dan kelenjar ludah, yang berfungsi menjalankan proses mekanik dan kimiawi dari makanan supaya bisa masuk ke pencernaan.


2. Kerongkongan (esofagus)

Kerongkongan adalah saluran penghubung antara mulut dan lambung. Di kerongkongan ini, semua minuman atau makanan yang sudah dikunyah akan melaju menuju lambung.


3. Lambung (ventrikulus)

Lambung adalah kantung yang terletak di rongga perut sebelah kiri. Lambung berfungsi memecah makanan agar berubah menjadi seperti bubur. Di dalam lambung, makanan akan bercampur dengan zat asam dan enzim.


4. Usus halus

Usus halus atau usus kecil adalah bagian terpanjang di saluran pencernaan manusia. Peran usus halus yaitu memecah sekaligus menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.

Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerap (ileum).


5. Usus besar (kolon)

Usus besar mempunyai panjang sekitar 5-6 meter yang terdiri atas tiga bagian yaitu sekum, kolon, dan rektum.

Sisa makanan yang tidak diserap di usus halus secara perlahan bergerak menuju usus besar dan menjadi feses. Usus ini adalah bagian terakhir atau ujung dari sistem pencernaan.


6. Rektum

Rektum atau disebut juga poros usus merupakan bagian akhir dari usus besar. Rektum menjadi penghubung antara usus besar dengan anus.

Organ ini berguna untuk menampung feses dari usus besar, sampai tiba saatnya dikeluarkan tubuh lewat anus.


7. Anus

Anus adalah lubang tempat saluran pencernaan berakhir, yang menjadi jalan keluarnya feses dari dalam tubuh. Apabila feses telah siap dibuang, maka otot sfingter akan mengatur pembukaan dan penutupan anus.

Cara Kerja Sistem Pencernaan Manusia

Berikut urutan dari cara kerja sistem pencernaan manusia, mulai dari mulut sampai berakhir di anus.

1.Manusia mengonsumsi minuman dan makanan, lalu dimasukkan ke dalam mulut untuk dikunyah dan           dihancurkan oleh gigi.

2.Setelah selesai dikunyah, makanan tersebut ditelan dan masuk ke dalam kerongkongan dengan gerakan peristaltik yaitu seperti diremas-remas.

3.Makanan mulai masuk ke lambung. Di tempat ini, makanan kembali dihaluskan dengan gerakan otot-otot lambung dan diproses secara kimiawi.

4.Hasil pecahan makanan dari lambung selanjutnya masuk ke usus halus untuk disaring kembali, yaitu memisahkan antara nutrisi dari makanan dan zat sisa.

5.Setelah nutrisinya diambil, sisa-sisa makanan menuju usus besar dan mengalami pembusukan dan berubah menjadi feses.

6.Feses terdorong secara lambat dan teratur oleh gerakan peristalsis dan disimpan ke dalam rektum sebelum dikeluarkan lewat anus.

7.Selanjutnya, muncul kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya, feses terdorong keluar lewat anus.

sumber : https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230308210717-569-922668/sistem-pencernaan-manusia-organ-fungsi-dan-cara-kerjanya



Makanan Sebagai Sumber Energi Manusia

 Makanan Sebagai Sumber Energi Manusia


1. Sumber karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa kimia yang berbentuk pati, serat, dan glukosa serta dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat gizi makro (utama). 

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh yang diperoleh melalui glukosa (gula). Pati dan gula merupakan senyawa yang sama-sama menghasilkan glukosa. Namun, pati lebih sulit dicerna dan diserap oleh aliran darah. 

Sebelum dicerna, pati harus diuraikan dahulu hingga berbentuk glukosa. Sementara gula lebih mudah dicerna dan mengalir di dalam darah. Lantas, apa manfaat glukosa yang terkandung di dalam karbohidrat?

Glukosa yang ada di dalam tubuh akan disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen (gula otot). Saat beraktivitas, tubuh membutuhkan energi yang lebih banyak. 

Oleh sebab itu, glikogen akan dipecah oleh tubuh sebagai sumber energi. Nah, berikut ini beberapa zat makanan yang berperan sebagai sumber energi dalam bentuk karbohidrat, Quipperian. 



a. Nasi

Nasi merupakan sumber karbohidrat yang umum dikonsumsi oleh orang-orang di Asia. Nasi memiliki kandungan glukosa yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, seseorang yang menderita diabetes dilarang untuk mengonsumsi nasi dalam jumlah banyak. Nasi tersusun atas senyawa pati, gula, dan sedikit serat.

b. Jagung

Jagung merupakan sumber karbohidrat yang memiliki kandungan serat cukup banyak. Selain serat, jagung mengandung antioksidan dan vitamin C untuk membunuh radikal bebas di dalam tubuh.

c. Kentang

Kentang merupakan sumber karbohidrat yang umum dikonsumsi oleh orang-orang Amerika dan Eropa. Mereka biasa mengolah kentang dengan cara dihaluskan sebagai pendamping steak atau lainnya.

d. Umbi-umbian

Umbi-umbian merupakan sumber karbohidrat yang mudah sekali ditemukan di berbagai belahan negara. Contoh umbi-umbian adalah ubi jalar, singkong, serta talas. 

Kandungan karbohidrat pada satu buah ubi yang sudah dimasak adalah 18-21%. Kadar pati dalam ubi cukup banyak, sehingga biasa dijadikan sebagai tepung, misalnya tepung mocaf dari ubi jalar serta tepung tapioka dari singkong.

e. Sereal

Bagi orang Indonesia, sereal bukanlah makanan pokok. Namun, bagi orang-orang Amerika maupun Eropa, sereal merupakan makanan pokok yang biasa dikonsumsi saat sarapan. Sereal merupakan sumber karbohidrat yang berasal dari gandum.

f. Quinoa

Quinoa merupakan sumber karbohidrat yang bebas gluten. Quinoa ini biasa dikonsumsi oleh penderita celiac yang alergi terhadap gluten. Kandungan karbohidrat yang terkandung di dalamnya adalah 21,3%.

2. Sumber protein

Protein adalah senyawa kimia yang berperan sebagai zat pembangun di dalam tubuh. Protein merupakan penyusun utama enzim, hormon, serta molekul penting lain di dalam tubuh. 

Protein dibentuk oleh susunan asam amino. Asam amino tersebut berperan sebagai pembangun maupun sumber energi. Namun, kadar energi dalam asam amino jumlahnya lebih rendah daripada glukosa. 

Secara umum, protein dibagi menjadi dua yaitu protein hewani dari hewan dan protein nabati dari tumbuhan. Adapun zat makanan yang berfungsi sebagai energi dalam bentuk protein adalah sebagai berikut. 

a. Telur

Telur merupakan sumber protein hewani yang mudah untuk ditemukan. Bukan hanya telur ayam, telur puyuh pun merupakan sumber protein hewani yang tinggi, lho. Selain protein, telur juga mengandung folat, vitamin C, serta zat mikro lainnya.

b. Daging

Daging juga merupakan sumber protein yang baik bagi tubuh. Kandungan protein terbaik dimiliki oleh daging putih seperti daging ayam tanpa kulit.

c. Susu

Susu memiliki kandungan protein cukup baik bagi tubuh. Susu bisa diolah menjadi bahan makanan lain, seperti keju, yoghurt, krim, dan lainnya.

d. Ikan

Ikan merupakan produk laut yang memiliki kandungan protein sangat baik bagi tubuh. Selain protein, ikan juga mengandung omega 3 yang baik untuk kesehatan serta kecerdasan.

e. Kacang-kacangan

Siapa di antara Quipperian yang suka kacang-kacangan, misalnya saja kacang kedelai, kacang tanah, kacang kapri, dan kacang lainnya? Ternyata, kacang memiliki kadar protein yang cukup baik bagi tubuh. Oleh sebab itu, Quipperian harus tetap rutin mengonsumsinya sesuai kebutuhan.

3. Sumber lemak

Lemak merupakan senyawa kimia yang berbentuk asam lemak serta trigliserida. Kandungan energi yang tersimpan di dalam lemak lebih besar daripada karbohidrat dan protein. Itulah mengapa lemak bisa menjaga keseimbangan energi di dalam tubuh. 

Namun, jika konsumsi lemak terlalu berlebihan bisa memicu terjadinya obesitas. Selain sumber energi, lemak juga berperan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. Berikut beberapa makanan yang berfungsi sebagai sumber energi bentuk lemak.

a. Minyak

Minyak merupakan senyawa yang tidak bisa larut di dalam air. Minyak banyak mengandung gliserida dan asam lemak. Jika terlalu banyak mengonsumsi minyak bisa memicu peningkatan kolesterol.

b. Selai kacang

Selai kacang merupakan salah satu sumber lemak yang cukup baik bagi tubuh. Namun, jangan sampai berlebihan dalam mengonsumsinya, ya.

c. Alpukat

Alpukat dikenal sebagai lemak baik. Hal itu karena alpukat bisa menjaga kadar kolesterol baik di dalam tubuh. Kandungan lemak dalam satu buah alpukat adalah 15 gr dan 50 kalori.

d. Butter (mentega)

Butter biasa digunakan dalam proses pembuatan kue, memanggang ikan, steak, dan sebagainya. Butter berasal dari susu sapi yang dipadatkan menggunakan alat pengaduk. Jika dipanaskan, butter bisa meleleh seperti minyak.

sumber : https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/makanan-sumber-energi/


Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Salinan dari Poster Informasi Sains Bergambar Warna-warni oleh syafa natasya